Langsung ke konten utama

Yang salah siapa?


Jarak kost dengan kampus memang cukup dekat, tetapi jarak sedekat itu menurutku lebih dekat dengan rumah sakit atau bahkan pemakaman ketika kita tidak menggunakan helm. Asik memang ketika dijalan melihat banyak temen kampus yang tidak memakai helm, rambut dan wajah yang diterpa angin kelihatan ‘gimana gtu’ udah kayak syuting sinetron aja. Tapi lain soal ketika terjadi kecelakaan dan kepala menjadi taruhan pertama, berdarah-darah udah kayak syuting film horor hantu Jeruk Purut. Ndas’ku-Ndas’mu, Ndas’mu-Ndas’ku, aku dan kamu Ndas2’an, mungkin itu adalah tag line yang cocok untuk kepala yang hanya satu dan hanya punya’ku, “intinya nggak ada gantinya.”

Entah kenapa ketika dari jalan dari kost ke kampus kebanyakan yang Un’helm’able adalah temen-temen ‘female’ ataukah mataku memang sedang “normal” dan “anti laki-laki” sewaktu dijalan. Jadi iseng-iseng aku mengadakan penelitian selama kurang lebih 3hari, 2malam, 1jam, lebih 20menit dan akhirnya aku menyimpulkan sendiri opini ketika aku melihat cewek yang tidak memakai helm saat berkendara :

- Tipe Cewek Galau
Cewek tipe galau biasanya dialami oleh cewek-cewek yang mengenakan kerudung saat berkendara dan tidak mengenakan helm. Pada dasarnya mereka bingung untuk memutuskan memakai helm atau tidak, karena takut merusak model kerudung yang persiapannya saja sudah memakan-‘sapa coba yang makan?’- satu jam lebih. Atau enggan juga kalau memakai helm yang notabene masih baru dan ingin disimpan dahulu “sayang kalo dibuka laminatingnya”, bahkan mungkin berpikiran malu juga memakai helm yang belum ber-SNI, mending pakai kerudung merk ‘jubaedah asli mekkah’.

- Tipe Cewek Iklan Shampo
Tipe cewek seperti ini bisa di identifikasi ketika mereka-mereka yang tidak memakai helm dan rambutnya berkibar kemana-mana, sip dah! Udah kayak iklan shampo. Apalagi kalo yang barusan keramas, WidiIh! Bau shamponya masih nempel kayak perangko dan biasanya bisa dijadikan tebak-tebakan mereka pakai shampo merk apa.
Beda persoalan ketika yang nggak pakek helm dan belum keramas plus rambutnya kering abiIsS.., bukan iklan shampo lagi tapi iklan obat serangga. Keluar dah tu’ semut, jangkrik, orong-orong, dan sekutunya dari rambut yang berkibar-kibar kayak bendera.

- Tipe Cewek Jual Mahal
Tipe cewek seperti ini biasa dikenali dengan tipe cewek yang tidak memakai helm plus berpakaian seksi atau minim. Bahkan karena minimnya pakaian yang dikenakan, sampai terkadang beberapa bagian badan yang seharusnya tidak menonjol, malahan tertonjol semua. Jangankan digoda dilihat sedikitpun mereka pasti marah, padahal dari lubuk hati yang paling dalam kita tidak bermaksud untuk melihat bagian yang tertonjol. Hanya saja melihat sedikit, paling hanya se’upil dari pada menyesal kemudian.

- Tipe cewek keturunan Mak Lampir
Tipe-tipe seperti ini banyak di temukan ketika dijalan mereka berkendara sambil bercanda ria dan ketawa-ketiwi. Dengan tawa yang menurutku seperti Mak Lampir mereka berkendara seperti jalanan milik buyut’nya dan parahnya lagi terkadang mereka bercanda dengan menyebut teman-teman binatang mereka.

Great battle, what i want to say is rules Vs custom. As i said, kita menganggap aturan yang ada dibuat untuk sebuah wacana kosong yang bertujuan mengertak karena memang tidak ada tindakan lebih lanjut. Akan tetapi akan sangat berbeda ketika kita menanggapi sebuah peraturan adalah untuk kebaikan kita sendiri dan memang untuk menyeragamkan. Salah satunya adalah penggunaan helm, bagian mana yang memang sangat merugikan penggunanya? Jika kita memang menganggap helm untuk kebaikan kepala kita sendiri ‘karena memang nggak ada yag jual’ maka kita apsti akan menggunakan helm setiap waktu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jasik

Jasik adalah sebuah ungkapan kasar / umpatan yang sudah sangat biasa terdengar dan digunakan didaerah Jember dan sekitarnya, tetapi dalam tulisan sederhana ini Jasik merupakan ungkapan spontan yang mempunyai sebuah akronim asik. Ada sebuah cerita yang sebenarnya lagi-lagi berhubungan dengan salah satu oknum polisi. Memang bukan ceritaku sendiri tetapi sebuah pengalaman dari seorang teman yang menurutku lumayan menarik untuk aku share kepada ente-ente semua. Sekitar dua tahun yang lalu temanku yang bernama Budi (nama samaran) sedang mengendarai sepeda motornya dari arah salah satu toko buku menuju ke rumah. Sebenarnya dia menyadari bahwa lampu lalu-lintas telah menyala kuning tetapi Budi tetap meneruskan laju motornya dan bahkan menambah kecepatannya. Selang beberapa menit Budi menyadari bahwa dirinya sedang diikuti bapak polisi dan akhirnya memang sesuai tebakannya bahwa intinya si-Budi dianggap melanggar lampu lalu-lintas. Maka digelandanglah si-Budi ke arah Pos Polisi terdekat dan di

Ini Motor Gue...

Selama kurang lebih satu tahun aku telah menempuh kuliah di Jember dan faktanya banyak sekali hal-hal yang lumayan menarik untuk di ceritakan. Salah satunya adalah ketika aku melihat para bikers yang selalu setia dengan tunggangannya, tidak semuanya sama, ya! Maka dari itu dari beberapa pengendara motor tersebut aku membuat tipe pengendara yang sesuai dengan motor kesayangan masing-masing, berikut ulasan singkatnya : 1. Tipe Pengendara Bijak. Tipe-tipe seperti ini adalah pengendara yang selalu taat pada aturan yang berlaku. Motor masih standar dari pabrik, menggunakan helm SNI, bersarung tangan, kaca mata hitam, bahkan menggunakan bagasi tambahan, dsb. Tetapi tak jarang juga terlihat sangat repot dengan berbagai hal yang tertempel maupun terpasang di motor sehingga terkadang orang-orang menilai tipe pengendara tersebut tipe pengendara yang sangat rempong. 2. Tipe Pengendara Dungu. Tipe-tipe seperti ini adalah tipe pengendara yang selalu berfikir bahwa semua orang di sekitar dia adalah

Dari Nama aja udah Salah

Banci, bencong, waria atau apapun sebutan mereka, sebenarnya tidak pantas bagi kita untuk membedakan dalam lingkungan sosial. Secara medis mereka disebut dengan orang yang mempunyai kepribadian ganda. Kepribadian ganda bukanlah penyakit tetapi dikategorikan sebagai kelainan. Jika beberapa orang berfikir bahwa mereka mempunyai disorientasi seksual, sebenarnya tidak juga. Disorientasi seksual lebih tepat bagi mereka yang homoseksual, ekshibisionisme, ataupun pelaku sodomi. Cara pandang kita memang berbeda tapi bukan berarti kita harus selalu mengolok-olok mereka dengan cara yang tidak sopan. Apalagi jika cara pandang kita salah. Bencis' Juga Manusia lho ya. Pandanglah mereka seperti manusia apa adanya, toh mereka tidaklah menggangu kehidupan pribadi kita. Satu hal lagi yang perlu kita lihat lebih dekat adalah cara penilaian kita terhadap orang-orang yang mempunyai kelainan seksual seperti mereka (di atas). Jika kita mendengar sebuah kata ‘banci’ maka yang ada dibenak pikiran kit