Langsung ke konten utama

Ini Motor Gue...


Selama kurang lebih satu tahun aku telah menempuh kuliah di Jember dan faktanya banyak sekali hal-hal yang lumayan menarik untuk di ceritakan. Salah satunya adalah ketika aku melihat para bikers yang selalu setia dengan tunggangannya, tidak semuanya sama, ya! Maka dari itu dari beberapa pengendara motor tersebut aku membuat tipe pengendara yang sesuai dengan motor kesayangan masing-masing, berikut ulasan singkatnya :

1. Tipe Pengendara Bijak.
Tipe-tipe seperti ini adalah pengendara yang selalu taat pada aturan yang berlaku. Motor masih standar dari pabrik, menggunakan helm SNI, bersarung tangan, kaca mata hitam, bahkan menggunakan bagasi tambahan, dsb. Tetapi tak jarang juga terlihat sangat repot dengan berbagai hal yang tertempel maupun terpasang di motor sehingga terkadang orang-orang menilai tipe pengendara tersebut tipe pengendara yang sangat rempong.

2. Tipe Pengendara Dungu.
Tipe-tipe seperti ini adalah tipe pengendara yang selalu berfikir bahwa semua orang di sekitar dia adalah orang-orang tuli. Dengan memasang knalpot yang bersuara meledak-ledak mereka berkonvoi layaknya orang yang sedang berorasi, menyatakan bahwa suara knalpotnya sangat artistik. Dan yakinilah pengendara tipe ini adalah pengendara yang suka makan brutu (dubur ayam), seperti mereka memuja knalpot (dubur motor) yang bersuara keras “makan tuh knalpot”.

3. Tipe Pengendara Sigap (Siap Gagap).
Tipe-tipe pengendara seperti ini identik dengan para kaum hawa atau kaum adam yang ber-hawa sedikit (waria). Pernah suatu ketika aku sedang naik motor di daerah Jl. Trunojoyo, tiba-tiba mobil di depanku berhenti mendadak dan jarak motorku dengan mobil tak sampai 1 meter. Tetapi dua orang cewek yang naik motor yang jarak motornya saja masih sekitar 3 meter dari jarak mobil, berteriak sambil menyebut seluruh nama penghuni kebun binatang bahkan jangkrikpun dibawa-bawa. Aku hanya membayangkan bagaimana jadinya kalo dua orang tadi waria, pasti berkata “ Eee eeh, Rem blong, .... Danc*k, ah, eEh ,oh UuH.....>

4. Tipe Pengendara Mahasiswa.
Tipe pengendara ini biasa ditemukan di daerah kampus dan pengendara lain hanya bisa berkata “MahasiswaAaaa nggak pake’ helm, MahasiswaAaa belum punya SIM, MahasiswiIiii rambutnya berkibar kayak bendera, MahasiswiIiii pake’ rok pendek “kliatan”, dsb.

5. Tipe Pengendara Stikeris
Jika orang yang suka mengoleksi perangko disebut filatelis, maka aku menyebut orang yang suka mengoleksi dan memasang sriker dimotor atau helm mereka aku sebut dengan stikeris. Sebuah ketidakwajaran ketika suatu ketika aku melihat ada motor yang penuh dengan stiker yang modelnya saja sudah seperti format koran, dimana-mana ada stiker yang terbaca. “Awas Ada Jangkrik, Krikitiew”, “Yang Merasa Jelek Silahkan Mendahului” adalah 2 contoh stiker yang masih dibilang normal karena juga ada beberapa stiker yang tak normal dengan membawa nama binatang “Awas Belakang Gue Anj*ng.”

6. Tipe Pengendara Cepu (Ceper Punya)
Tipe pengendara ini dapat di identifikasi dengan model motor yang rendah yaitu tinggi motor dengan aspal hanya 10cm dan dipadu dengan ukuran ban yang kecil. Dengan model motor yang seperti itu, dapat dipastikan bahwa otak si pengendara juga serendah motornya dan sekecil ukuran bannya. Karena jika dilihat dari fungsi bahwa motor untuk mempercepat si-pengendara dan jika dilihat model yang rendah, maka dapat dipastikan kecepatannya hampir sama dengan becak “mending naik becak aj’ Loe”. Dan dapat disimpulkan bahwa tingkat kebodohan seorang pengendara motor berbanding lurus dengan tinggi motor. Sedangkan dengan ukuran ban yang semakin kecil equivalen dengan keakraban si-empunya motor dengan tukang tambal ban “ tambal terus,.... bokek-bokek lu”.

7. Tipe Pengendara Pemerkosa
Tipe pengendara ini adalah orang-orang yang suka melepas seluruh bagian tubuh si-motor sampai-sampai hanya rangka dan mesin motor saja. Seringkali terlihat bahwa pengendara seperti ini malah terkesan repot sendiri dengan keterbatasan motor karena tinggal rangkanya saja. Sangat beruntung bagi tipe pengendara seperti ini karena motor yang nggak bisa ngomong, kalaupun bisa si-motor bakalan teriak-teriak “Lepasin gue-lepasin gue,.. jangan telanjangi gue jangan telanjangi gue,..., please...”

8. Tipe Pengendara Cekat (Cepat, Nekat, Mokat )
Tipe pengendara yang terakhir ini adalah yang paling berbahaya karena para pengendara ini adalah gabungan dari tipe 2, dan tipe 6. Selalu berkecepatan tinggi kalau sedang mengendarai motor dan selalu tidak menggunakan helm, seperti pasukan kamikaze-nya (bunuh diri) jepang. Tipe pengendara ini adalah tipe pengendara yang bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang yang terdekatnya.

Hanya sekedar mengingatkan dan sedikit mencela bahwa ketika kita di jalan maka hal pertama yang harus kita perhatikan bukanlah keselamatan diri sendiri lagi, tetapi keselamatan diri orang lain juga. Pernah suatu kali aku berargumen panjang dengan beberapa tipe pengendara diatas dan ketika mereka terdesak dengan argumenku, maka mereka akan mengeluarkan kata kuncinya “Ini motor gue,... Trus loe mau apa?” “hedeh... YasudaAahhhHH” pikir bodohku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jasik

Jasik adalah sebuah ungkapan kasar / umpatan yang sudah sangat biasa terdengar dan digunakan didaerah Jember dan sekitarnya, tetapi dalam tulisan sederhana ini Jasik merupakan ungkapan spontan yang mempunyai sebuah akronim asik. Ada sebuah cerita yang sebenarnya lagi-lagi berhubungan dengan salah satu oknum polisi. Memang bukan ceritaku sendiri tetapi sebuah pengalaman dari seorang teman yang menurutku lumayan menarik untuk aku share kepada ente-ente semua. Sekitar dua tahun yang lalu temanku yang bernama Budi (nama samaran) sedang mengendarai sepeda motornya dari arah salah satu toko buku menuju ke rumah. Sebenarnya dia menyadari bahwa lampu lalu-lintas telah menyala kuning tetapi Budi tetap meneruskan laju motornya dan bahkan menambah kecepatannya. Selang beberapa menit Budi menyadari bahwa dirinya sedang diikuti bapak polisi dan akhirnya memang sesuai tebakannya bahwa intinya si-Budi dianggap melanggar lampu lalu-lintas. Maka digelandanglah si-Budi ke arah Pos Polisi terdekat dan di

Dari Nama aja udah Salah

Banci, bencong, waria atau apapun sebutan mereka, sebenarnya tidak pantas bagi kita untuk membedakan dalam lingkungan sosial. Secara medis mereka disebut dengan orang yang mempunyai kepribadian ganda. Kepribadian ganda bukanlah penyakit tetapi dikategorikan sebagai kelainan. Jika beberapa orang berfikir bahwa mereka mempunyai disorientasi seksual, sebenarnya tidak juga. Disorientasi seksual lebih tepat bagi mereka yang homoseksual, ekshibisionisme, ataupun pelaku sodomi. Cara pandang kita memang berbeda tapi bukan berarti kita harus selalu mengolok-olok mereka dengan cara yang tidak sopan. Apalagi jika cara pandang kita salah. Bencis' Juga Manusia lho ya. Pandanglah mereka seperti manusia apa adanya, toh mereka tidaklah menggangu kehidupan pribadi kita. Satu hal lagi yang perlu kita lihat lebih dekat adalah cara penilaian kita terhadap orang-orang yang mempunyai kelainan seksual seperti mereka (di atas). Jika kita mendengar sebuah kata ‘banci’ maka yang ada dibenak pikiran kit