Langsung ke konten utama

Hp itu nyawa Gue!


Siapa diantara kalian yang belum mempunyai Hp (Handphone), atau bahkan belum pernah melihat Hp atau yang lebih parah lagi nggak tau apa itu Hp? Bagi loe-loe yang nggak Ngeh tentang Hp berarti kamu satu ras dengan Tukul “Ndeso”. Entah kalian sadari atau tidak sekarang ini Hp seperti kacang goreng, begitu murahnya sampai-sampai tukang becakpun mempunyai Hp walaupun belum tentu punya pulsanya. Bukan bunda salah mengandung memang, bukan! Tetapi salah Hp dan pengunanya yang seakan-akan tanpa Hp dunia akan “kiamet”.

Hp itu seperti pacar, bagi yang sudah punya pacar berarti barang tersebut adalah selingkuhannya dan bagi yang belum punya pacar berarti dia nggak normal “pacaran ko’ sama Hp?!”.... Terkadang kita marah-marah sama mereka “Hp Goblok”, “Hp sialan”, atau bahkan yang sebaliknya kita suka membelai-belai dan yang lebih parahnya adalah menciuminya @ Huex’Ks.,.....

Beberapa fakta sederhana untuk membuktikan bahwa sebenarnya kalian tidak dapat berpisah dengan Hp ente-ente semua adalah sebagai berikut :

1. Kalian pasti belajar sambil pegang Hp, Loe grepe-grepe itu tuts Hp alias SMS’an dan Hp’nya mengerang-ngerang ..... tanda SMS masuk maksud’ku.

2. “Sambil menyelam minum air” seperti pe’patah yang bilang, tetapi “sambil kuliah mari Facebook’an” itu pa’tatang yang bilang.

3. Sebagai pengguna Hp yang telah ahli terkadang kita SMS tanpa melihat tuts’nya, bahkan terkadang sewaktu kuliah mata memandang ke depan tapi tangan berada di bawah selangk*ng*n dan kekhawatiran yang amat mendalam adalah ketika salah pegang ‘console’ teman sebelahnya “BegGhHH”.

4. Everwhere, anyone & anytime, sampai-sampai 30% dari pengguna Hp memakainya pada saat berkendara motor ‘Akrobat Coy...’. Sisanya adalah pada saat di dalam toilet, di dalam masjid, ruang kuliah atau bahkan sedang update status lagi di dalam sel penjara.

5. Banyaknya Hp pada seseorang adalah berbanding lurus dengan banyaknya
relasi/hubungan. 1 Hp khusus untuk keluarga, 1 Hp yang lain untuk teman, Hp yang satunya untuk pacar dan selingkuhan. Tipe-tipe penguna ini adalah tipe yang tak pernah peduli akan Iklan di TV “Ngirit Beib’.....”

Hp itu kemana-mana pasti selalu kita bawa, kalau ke Mall kita pamer’in, kalau ke Kampus kita banding’in, kalau hilang kita cari’in. Dan kalau kita pikir-pikir lagi, entah kenapa kita itu selalu sayang sama mereka, seperti kalau masih baru kita baju’in, keliatan kotor dikit kita gosok’in, dan kalaupun nggak sengaja ntar kita pipis’in.

Entah kalian sadari atau tidak (dan aku tahu kalian pasti nggak sadar) Hp itu seakan-akan telah merusak cara pemikiran kita, normalnya kalau sedang makan kita pegang sendok atau garpu tetapi kita pegang Hp ataupun ketika sedang berkendara sewajarnya kita harus pegang kemudi dan bukannya pegang Hp. Memang sebuah fenomena yang menarik dan krick-krick memang tapi apa mau dikata? Hal-hal yang sebenarnya tak normal sepertinya telah dinormalisasi secara massal, jadi ketika aku pernah menegur pengendara yang menggunakan Hp ketika di jalan, dia menjawab “Ini Hp Gue, Loe mau Ap?!” dan dalam hati hanya bisa jawab “mau pinjem”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jasik

Jasik adalah sebuah ungkapan kasar / umpatan yang sudah sangat biasa terdengar dan digunakan didaerah Jember dan sekitarnya, tetapi dalam tulisan sederhana ini Jasik merupakan ungkapan spontan yang mempunyai sebuah akronim asik. Ada sebuah cerita yang sebenarnya lagi-lagi berhubungan dengan salah satu oknum polisi. Memang bukan ceritaku sendiri tetapi sebuah pengalaman dari seorang teman yang menurutku lumayan menarik untuk aku share kepada ente-ente semua. Sekitar dua tahun yang lalu temanku yang bernama Budi (nama samaran) sedang mengendarai sepeda motornya dari arah salah satu toko buku menuju ke rumah. Sebenarnya dia menyadari bahwa lampu lalu-lintas telah menyala kuning tetapi Budi tetap meneruskan laju motornya dan bahkan menambah kecepatannya. Selang beberapa menit Budi menyadari bahwa dirinya sedang diikuti bapak polisi dan akhirnya memang sesuai tebakannya bahwa intinya si-Budi dianggap melanggar lampu lalu-lintas. Maka digelandanglah si-Budi ke arah Pos Polisi terdekat dan di

Ini Motor Gue...

Selama kurang lebih satu tahun aku telah menempuh kuliah di Jember dan faktanya banyak sekali hal-hal yang lumayan menarik untuk di ceritakan. Salah satunya adalah ketika aku melihat para bikers yang selalu setia dengan tunggangannya, tidak semuanya sama, ya! Maka dari itu dari beberapa pengendara motor tersebut aku membuat tipe pengendara yang sesuai dengan motor kesayangan masing-masing, berikut ulasan singkatnya : 1. Tipe Pengendara Bijak. Tipe-tipe seperti ini adalah pengendara yang selalu taat pada aturan yang berlaku. Motor masih standar dari pabrik, menggunakan helm SNI, bersarung tangan, kaca mata hitam, bahkan menggunakan bagasi tambahan, dsb. Tetapi tak jarang juga terlihat sangat repot dengan berbagai hal yang tertempel maupun terpasang di motor sehingga terkadang orang-orang menilai tipe pengendara tersebut tipe pengendara yang sangat rempong. 2. Tipe Pengendara Dungu. Tipe-tipe seperti ini adalah tipe pengendara yang selalu berfikir bahwa semua orang di sekitar dia adalah

Dari Nama aja udah Salah

Banci, bencong, waria atau apapun sebutan mereka, sebenarnya tidak pantas bagi kita untuk membedakan dalam lingkungan sosial. Secara medis mereka disebut dengan orang yang mempunyai kepribadian ganda. Kepribadian ganda bukanlah penyakit tetapi dikategorikan sebagai kelainan. Jika beberapa orang berfikir bahwa mereka mempunyai disorientasi seksual, sebenarnya tidak juga. Disorientasi seksual lebih tepat bagi mereka yang homoseksual, ekshibisionisme, ataupun pelaku sodomi. Cara pandang kita memang berbeda tapi bukan berarti kita harus selalu mengolok-olok mereka dengan cara yang tidak sopan. Apalagi jika cara pandang kita salah. Bencis' Juga Manusia lho ya. Pandanglah mereka seperti manusia apa adanya, toh mereka tidaklah menggangu kehidupan pribadi kita. Satu hal lagi yang perlu kita lihat lebih dekat adalah cara penilaian kita terhadap orang-orang yang mempunyai kelainan seksual seperti mereka (di atas). Jika kita mendengar sebuah kata ‘banci’ maka yang ada dibenak pikiran kit