Langsung ke konten utama

Titik Kemacetan

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu masalah yang perlu ditindak lanjuti di Jember adalah masalah kemacetan. Masalah tersebut dirasa semakin lama semakin parah saja karena pemerintah daerah seperti menutup mata atas masalah kemacetan tersebut. Kalaupun ada penanganan itupun hanya sebatas penempatan anggota polisi dibeberapa titik kemacetan. Pada dasarnya titik kemacetan yang lumayan parah dan setiap hari selalu terjadi adalah di lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya. Sebenarnya yang perlu ditinjau ulang adalah bagaimana sebenarnya tata kota / rencana dasar kota yang apakah kurang tepat sehingga menyebabkan kemacetan yang parah.

Kemacetan di lingkungan sekolah adalah masalah seharusnya segera ditangani dan segera di tindak lanjuti oleh pemerintah daerah maupun sekolah. Beberapa sekolah atau mungkin lebih dari 80% sekolah berada dipusat kota jember dan hal itu yang menyebabkan kemacetan cukup parah. Entah disengaja maupun tidak tetapi selama kurang lebih satu tahun ini memang tidak ada perubahan dalam penyelesaian kemacetan kecuali kemacetan tersebut semakin parah. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menyelesaikan masalah kemacetan ini adalah kita harus mencari penyebab kemacetannya terlebih dahulu dan menurut opiniku berikut adalah beberapa penyebabnya :

- Rencana tata kota yang kurang tepat (Lokasi yang dekat dengan jalan raya) dalam pembangunan gedung sekolah.
- Banyaknya pengantar yang menggunakan kendaraan pribadi ketika menghantarkan anak-anaknya ke sekolah.
- Banyaknya pelajar SMA dan bahkan SMP yang menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke sekolah.
- Kurang memadainya lahan parkir, bahkan dibeberapa sekolah tidak disediakan lahan parkir untuk kendaraan pribadi.
- Kurangnya armada Bus Sekolah atau Bus Pengantar.

Dari beberapa sebab yang telah tertulis di atas sebenarnya bukan hanya menyebabkan masalah kemacetan saja tetapi juga masalah-masalah lain yang dapat ditimbulkan karena dekatnya lokasi sokolah dengan jalan raya. Misal polusi udara maupun polusi suara ataupun tingkat bahaya kecelakaan yang dapat terjadi, dsb. Berikut adalah beberapa saran yang dapat digunakan oleh pihak sekolah untuk mengurangi kemacetan :

- Memindahkan lokasi sekolah ke daerah yang lebih jauh dari kawasan padat tengah kota maupun jalan raya. Cara-cara seperti ini sebenarnya pernah dilakukan oleh salah satu SMA di kota Solo yaitu SMA N 8 Surakarta.
- Lebih memanfaatkan tranportasi masal, seperti Line, atau Bus Sekolah.
- Lebih memperketat pengawasan terhadap pelajar untuk kepunyaan SIM, karena dapat dipastikan bahwa 70% pelajar SMA belum mempunyai SIM (apalagi SMP) sehingga belum mempunyai hak untuk mengemudikan kendaraan.
- Lebih gencar dalam sosialisasi penggunaan sepeda ketika bersekolah karena dengan begitu akan menekan angka penggunaan sepeda motor dilingkup pelajar..
- Memperluas lahan parkir untuk kendaraan pribadi dalam artian penggunaan kendaraan untuk pengantar dan lahan parkir sepeda untuk pelajar.
- Ditambahnya armada Bus Sekolah atau Bus Khusus pelajar sehingga menekan penggunaan kendaraan bermotor.

Ketika kita membahas tentang permasalahan kemacetan di Lingkungan Sekolah maka sebenarnya kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah maupun pemerintah daerah. Tetapi kita juga harus lebih banyak instropeksi apa kontribusi yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalan kemacetan ini. Dan akhirnya semua permasalahan itu akan muncul ketika kita tidak peka dan kritis terhadap segala sesuatunya. Akan tetapi peka dan kritis saja tidak akan cukup tanpa adanya tindakan yang nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jasik

Jasik adalah sebuah ungkapan kasar / umpatan yang sudah sangat biasa terdengar dan digunakan didaerah Jember dan sekitarnya, tetapi dalam tulisan sederhana ini Jasik merupakan ungkapan spontan yang mempunyai sebuah akronim asik. Ada sebuah cerita yang sebenarnya lagi-lagi berhubungan dengan salah satu oknum polisi. Memang bukan ceritaku sendiri tetapi sebuah pengalaman dari seorang teman yang menurutku lumayan menarik untuk aku share kepada ente-ente semua. Sekitar dua tahun yang lalu temanku yang bernama Budi (nama samaran) sedang mengendarai sepeda motornya dari arah salah satu toko buku menuju ke rumah. Sebenarnya dia menyadari bahwa lampu lalu-lintas telah menyala kuning tetapi Budi tetap meneruskan laju motornya dan bahkan menambah kecepatannya. Selang beberapa menit Budi menyadari bahwa dirinya sedang diikuti bapak polisi dan akhirnya memang sesuai tebakannya bahwa intinya si-Budi dianggap melanggar lampu lalu-lintas. Maka digelandanglah si-Budi ke arah Pos Polisi terdekat dan di...

Ini Motor Gue...

Selama kurang lebih satu tahun aku telah menempuh kuliah di Jember dan faktanya banyak sekali hal-hal yang lumayan menarik untuk di ceritakan. Salah satunya adalah ketika aku melihat para bikers yang selalu setia dengan tunggangannya, tidak semuanya sama, ya! Maka dari itu dari beberapa pengendara motor tersebut aku membuat tipe pengendara yang sesuai dengan motor kesayangan masing-masing, berikut ulasan singkatnya : 1. Tipe Pengendara Bijak. Tipe-tipe seperti ini adalah pengendara yang selalu taat pada aturan yang berlaku. Motor masih standar dari pabrik, menggunakan helm SNI, bersarung tangan, kaca mata hitam, bahkan menggunakan bagasi tambahan, dsb. Tetapi tak jarang juga terlihat sangat repot dengan berbagai hal yang tertempel maupun terpasang di motor sehingga terkadang orang-orang menilai tipe pengendara tersebut tipe pengendara yang sangat rempong. 2. Tipe Pengendara Dungu. Tipe-tipe seperti ini adalah tipe pengendara yang selalu berfikir bahwa semua orang di sekitar dia adalah ...

Dari Nama aja udah Salah

Banci, bencong, waria atau apapun sebutan mereka, sebenarnya tidak pantas bagi kita untuk membedakan dalam lingkungan sosial. Secara medis mereka disebut dengan orang yang mempunyai kepribadian ganda. Kepribadian ganda bukanlah penyakit tetapi dikategorikan sebagai kelainan. Jika beberapa orang berfikir bahwa mereka mempunyai disorientasi seksual, sebenarnya tidak juga. Disorientasi seksual lebih tepat bagi mereka yang homoseksual, ekshibisionisme, ataupun pelaku sodomi. Cara pandang kita memang berbeda tapi bukan berarti kita harus selalu mengolok-olok mereka dengan cara yang tidak sopan. Apalagi jika cara pandang kita salah. Bencis' Juga Manusia lho ya. Pandanglah mereka seperti manusia apa adanya, toh mereka tidaklah menggangu kehidupan pribadi kita. Satu hal lagi yang perlu kita lihat lebih dekat adalah cara penilaian kita terhadap orang-orang yang mempunyai kelainan seksual seperti mereka (di atas). Jika kita mendengar sebuah kata ‘banci’ maka yang ada dibenak pikiran kit...